Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jepang Tolak Pembangunan Monumen Perdamaian

Selama menduduki Korea Selatan pada Perang Dunia ke 2 , Jepang telah korban perbudakan seks, dan selama ini isu tentang perbudakan seks adalah isu sensitif bagi ke dua negara, ide pembangunan monumen ini muncul dari sekumpulan wanita tua yang mengaku menjadi budak seks tentara Jepang selama Jepang menduduki Korea Selatan dalam kurun waktu 1910 sampai 1945.

Monumen ini rencana nya akan di bangun di dekat kedutaan jepang di Seoul Korea Selatan, namun permintaan ini di tolak oleh pihak kementerian luar negeri Jepang seperti yang di ungkapkan pihak Kemenlu Korsel, namun hal ini sulit di realisasikan mengingat di Korsel sendiri untuk membangun sebuah monumen tidak memerlukan persetujuan pihak pemerintah.

Pihak Jepang berdalih bahwa hal ini sudah di selesaikan secara bersama pada perjanjian normalisasi dengan Korsel di tahun 1965. Sebuah LSM yang mewakili korban perbudakan seks tentara Jepang menyatakan monumen ini akan di bangun pada bulan Desember mendatang yang bertepatan 1.000 hari unjuk rasa selain meminta memohon maaf mereka juga menuntut pertanggungjawaban dan meminta konpensasi dari pemerintah Jepang atas kejadian tersebut.

Pihak Korsel telah mengajukan perundingan dengan pihak Jepang namun hal ini tidak mendapat tanggapan